Rabu, 20 April 2016

Teruntuk Kamu



Semua kebiasaan dan hal bodoh itu perlahan-lahan mulai memiliki batas.
Kata-kata yang dulu sangat mudah aku lontarkan kepadamu, gelak tawa yang aku bagi bersamamu dan kelakuan bodoh yang aku lakukan di depanmu, kini mulai terasa hambar.

Kamu tahu? Dulu kamu begitu manis.

Marahlah padaku. Itulah kalimat pertama yang aku katakan kepadamu saat itu. 
Hujanilah aku dengan amarahmu. 
Aku ingin mendengar itu. 
Aku ingin kamu mengatakan apa yang kamu rasakan padaku.
Bila perlu tampar saja aku.

Pura-pura itu terlalu menyedihkan.


Aku merindu.

Tawa renyahmu.

Ceritamu.

Belamu.

Setujumu.

Larangmu.

Tangismu.


Mengapa kini kamu semakin sulit aku jangkau?