Aku
penasaran dengan hati ini, kadang ia berlari sesuka hati, kadang ia menangis,
kadang ia tertawa lepas, dan kadang ia tersipu malu. Aku mencoba bertanya
kepada hati “Mengapa ia begitu tersipu hari ini? Apakah gerangan?”
Kembali
ia membuka lembaran kisahnya kepadaku.
Dengan
malu-malu ia memperlihatkanku sebuah paras seorang lelaki, dengan perawakan tinggi,
tidak terlalu putih, dan manis. Aku terkejut dibuatnya. Siapakah laki-laki itu?
Kenapa dia membuat hati ini tersipu?
Ia bercerita
kembali kepadaku, bahwa dahulu ia berniat mempersilakan hati lelaki itu bertamu
di rumahnya. Hanya saja ia masih ragu. Ada beribu-ribu suara diluar sana menetangnya.
Ia melihat ada separuh hati yang kelam di sudut hati lelaki itu. Sehingga ia
hanya mengajak hati itu sampai di depan pintu, agar menghalangi hati yang lain datang.
Sungguh kejamnya aku kala itu.
Kenapa
hati itu bisa membuat hati ini tersipu? Lagi-lagi aku bertanya kepadanya.
Ternyata,
sudah bertahun-tahun lamanya mereka berbincang di depan pintu. Senda gurau yang
mereka lakukan, membawa kembali kehidupan kepada hati ini. Kata mesra yang
mereka saling lontarkan, sungguh indah. Bahkan jarak 3814 km bukanlah halangan
bagi mereka berdua untuk saling berkeluh kesah.
“Apa
guna adanya teknologi canggih, kalau bukan untuk dimanfaatkan”. Begitulah kata
hati ini.
Tahun
pun berganti, jarak itu berubah semakin dekat, 798 km. bayangkan saja berapa
sering mereka berkicau.
Tapi
kala itu, hati baru sang pujangga datang, ya dua tahun yang lalu. Karna keraguan
akan hati lelaki manis itu. Hati ini pun mengubah haluannya. Tidak, mereka
tidak berhenti saling bergurau, bahkan saling merindukan, karna jarak yang
begitu jauh memisahkan mereka Tapi, tak
ubahnya memutar haluan hati ini.
Bisa
dikatakan hati ini mengkhianatinya, tapi hati ini begitu bingung dengan situasi
mereka. Sangat terlihat jelas oleh hati ini, ada tembok penghalang yang begitu
menjulang tinggi di hadapan mereka.
Seiring
bergulirnya waktu, hati ini, semakin lelah dengan hati pujangga. Ia memutuskan
untuk berhenti menggerakkan hati nya. Ia mencoba berdiam sendiri menghibur
dirinya. Sendiri.
Hati
lelaki manis itu kembali hadir, hati ini sudah semakin tenang akan dirinya. Ia hanya
mengikuti langkah angin. Bergandengan dengannya, membuat hati ini damai. Entah apa
yang terjadi semenjak hati ini berdiam diri. Ia melihat hati lelaki itu
berkilau, seakan ada yang menerangi. Ah, rupanya hati lelaki manis itu
menemukan sinarnya.
Hati
ini tidak marah, atau menyesal. Ia bahagia. Bahagia melihat hati lelaki itu
telah menemukan Kugy-nya.
Hati
ini tersipu malu karna teringat betapa lucu dan lugunya rayuan yang hati lelaki
itu lontarkan kepadanya. Dan betapa malunya ia kala itu saat berkata “I MISS
YOU TOO”
Lagi,
lagi cerita ini adalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, tempat, waktu,
dan peristiwa bukan merupakan sesuatu yang disengaja.
Selamat
menikmati :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar