Selasa, 31 Mei 2016

Kamu dan Aku



Tiada terasa
Kamu dan aku kini sudah berkepala dua

Saat kita masih belum jelas bicara 
Kamu dan aku telah bertemu
Bermain apa saja yang ingin kit inginkan

Berkelahi? 
Tidak, kita tidak pernah merasakan itu

Kamu ingat?
Waktu itu saat Lebaran di rumah nenekku
Kita membangun sebuah pondok buat kita berdua
Pulang sekolah adalah waktu terbaik bagi kita
Duduk bersama melahap es lilin nenekku

Ahh...kalau diingat
Aku ingin kembali
Merasakan hari-hari tanpa beban seperti dulu 

Kamu dan aku sekarang sudah dewasa
Ikatan yang kita jalin dahulu
Sungguh kuat

Gelak tawa yang kubagi bersamamu
Cerita lucu yang kamu berikan padaku
Kita memiliki itu.

Kamu tahu mengapa kita sampai saat ini masih bersama?

Karna kamu dan aku merasakan rasa sakit yang sama

Karna kamu dan aku berbagi rasa sakit yang sama

Karna kamu dan aku menghindari rasa sakit yang sama

Karna kamu dan aku berpura-pura melupakan rasa sakit yang sama


Peluk eratmu membuatku kuat
Begitu pula kamu

Rasa sakit itu menjadikan kita saling membutuhkan satu sama lain

Selasa, 17 Mei 2016

THE WAY I DO



Kamu.

Aku yakin dan terus meyakinkan diriku bahwa kamu
Memang kamu
Yang bisa membuatku benar-benar menjadi diriku sendiri.

Belum pernah sebelumnya aku melakukan hal sederhana itu tanpa rasa malu.
Aku ini pemalu ketahuilah.
Kututupi rasa malu ini dengan tertawa.

Mungkin kita belum benar-benar belum mengetahui siapa yang sebenarnya hidup dibalik topeng kita masing-masing.
Dan pertemuan kita yang bisa dibilang singkat kala itu.
Aku menemukan banyak hal yang bukan membuatku merasa benci kepadamu.
Justru rasa itu semakin menjadi-jadi.

Jika kita bertemu sebelum ini aku rasa kita tidak akan senyaman ini bersama. 
Aku belum banyak belajar tentang rasa sabar, tentang bagaimana harus berkata jujur, tentang bagaimana cara memahami sesorang, tentang bagaimana mengahadapi orang lain.
Begitu pula kamu.

Aku bersyukur we're in relationship.
And each of us found what does sense of comfort means.

Stay that way.



PS : It's so hard to me to say that words.
But, just look at my way to you. 
Don't assume, that's really me

Deepest Relationship



Dalam hal ini aku menyerah.
Aku tak mau lagi bertahan.
Aku tak mau lagi berjuang demi akhir yang aku yakini tidak seindah yang kita pikirkan (dahulu).

Sejenak aku berpikir,
Untuk apa aku membuatmu bertahan
di situasi yang sangat membuatmu merasa tidak nyaman ?

Aku tidak mau mengakui bahwa aku salah, 
Dan kamu juga tidak mau berkata jujur kepadaku saat itu.
Tidak, aku rasa sudah sedari dulu kamu tidak mau mengatakan sejujurnya kepadaku.
Kamu hanya menjadi apa yang ingin aku lihat, jika kamu bersamaku.

Apa yang sudah kita lalui ini tidak sedangkal itu,
Aku dan kamu sudah terlalu lama terikat bersama
Aku dan kamu selalu sepakat kepada hal yang mungkin sama bodohnya dengan kita.

Kamu pernah berkata padaku "Aku tidak bisa berbohong di depanmu"
Aku percaya itu. Aku mempercayai kebohonganmu.
Apa aku terlalu bodoh sehingga selalu mempercayai kebohonganmu demi memintamu bertahan menguatkanku ?

Jujur saja, I noticed but I don't say much. Aku mengetahui apa yang kamu rasakan.
Hanya saja aku tak mau mengakuinya.
Kamu tahu? Aku sangat ahli dalam hal ini.
Tapi tidak untukmu.
Saat hal ini terjadi antara aku dan kamu.
Rasanya sungguh menyakitkan.

Pikiranku selalu berlari, tak ingin kamu mendekat.
Tapi apa daya, kamu selalu datang. Datang dan membuatku terpaksa berpikir.
Dan merasakan rasa bersalah itu.

Aku yakin kita tidak memiliki akhir yang indah.
Dan kalaupun kita terus bersama.
Akhir tentang kita tidak akan pernah indah jua.
Mengapa?
Kamu akan menemukan orang lain yang akan menjadi tempatmu mencurahkan isi hatimu.
Setiap hari tanpa batasan waktu, tempat dan jarak. 
Tidak seperti kita.
Yang terbatas oleh itu semua.
Aku rasa hatimu kepadaku semakin keruh.
Aku tidak akan bisa lagi menjadi tempatmu mengadu, karna akupun sudah menemukan tempatku.

Bila kamu masih terpaku pada khyalanmu, maka kembalilah.
Aku nyata.
Apa yang aku katakan ini bukan apa yang ini kamu dengar.
Tapi nyata (pula).

Dan dengan adanya kesalahpahaman kita ini, aku rasa aku sudah merelakanmu.
Kita tidak bisa bahagia bersama, kamu dan aku memiliki kebahagian berbeda.
Walaupun aku ingin kamu memahami aku, dan begitu pula aku.
Tapi apa guna bila dari awal kita tidak berkata jujur mengenai apa yang kita rasakan.

Aku mohon maaf atas kelancanganku.
Aku bahagia saat ini.
Aku rasa aku akan perlahan mundur.
Takkan kuceritakan lagi hal yang membuatmu merasa tidak nyaman.
Bukan karena aku tak mau, tapi aku ingin kita baik-baik saja.
Maafkan aku.


PS : My Dearest Deepest Relationship
I always love you.
Even we're in uncomfortable situation