Minggu, 23 November 2014

Persahabatan

http://destirizky.files.wordpress.com/2012/03/pengertian-lingkungan-hidup.jpg


Hidup dan Mati telah menjadi persahabatan sejak dahulu kala, sejak Nabi Adam A.S dan Hawa diturunkan ke Bumi. Mereka bahkan selalu hidup berdampingan. Saat Hidup mulai merasa terpuruk, Mati selalu menemani. Begitu pula saat Mati merasa bosan, Hidup selalu menghiburnya. Mereka bak lauk dan garam.

Hidup dan Mati adalah orang yang periang. Hanya saja Mati tidak terlalu suka sinar matahari pagi, dia lebih menyukai pelukan matahari senja. Lain halnya dengan Hidup, dia sangat menyukai pagi hari. Tetapi, dia sangat tidak menyukai matahari senja. Oleh karena itu, Saat hari fajar menyingsing, Hidup selalu bermain bermandikan sinar matahari pagi. Dia terkadang lupa akan Mati. Mati pun, karena tidak begitu menyukai pagi hari, maka dia sangat jarang menemani Hidup. Tapi saat dia sudah sangat bosan, dia akan mendatangi Hidup walaupun di pagi hari. Dan Mati akan mengajak Hidup bermain ke rumahnya hingga malam kelam tiba.

Mati sangat suka mendatangi hidup di senja hari, walaupun enggan Hidup pasti akan menemaninya. Hidup pun sangat suka bermalam di rumah Mati. Kadang kala Hidup menunggu Mati mendatanginya di pagi hari, tetapi Mati enggan. Kadang juga Mati mendatangi Hidup di kala fajar menari-nari. Tetapi hidup akan selalu mendatangi Mati saat senja mulai menorehkan senyum di wajahnya.

Begitulah hari-hari yang dijalani Hidup dan Mati. Mereka adalah sahabat yang selalu saling melengkapi, selalu berbagi, dan selalu menanti.

Rabu, 19 November 2014

Aku


http://buahhati.co.id/wp-content/uploads/2014/10/Membuat-Bayi-Tertawa-Itu-Mudah.jpg

Aku

Siapa aku sebenarnya?

Bagaimana aku bisa melihat aku?

Apakah bayangan di kaca itu benar-benar aku?

Benarkah?

Apakah aku benar-benar telah melihat aku?

Aku tidak tau.

Kaca yang dibuat oleh tangan manusia yang bisa memantulkan diri itu, hanya salinan  rata, dingin dan tidak hidup akan aku.

Aku bertanya tentang aku. Pikiranku mengobrak-abrikan setiap sudut rongga otakku, mencari seperti apa aku sebenarnya.

Aku berasal dari sebuah zigot.

Aku adalah kesatuan dari gen orang tuaku.

Aku adalah sel dan zat kimia yang tubuh dan berkembang.

Aku adalah apa yang lingkunganku bentuk.

Aku adalah apa yang pengalaman ajarkan.

Aku adalah planet merkurius

Aku selalu tunduk pada the power of my mind.

Aku mempunyai the mind theater.

Aku mempunyai suasana hati yang tak menentu.

 Aku hanya mengenal aku sebatas itu. Paras dan perawakan diri yang kulihat di kaca yang aku anggap sebagai proyeksi diriku, aku satukan dengan sifat yang aku rasakan. Apakah aku sudah benar-benar mengenal aku?

Nilai apa yang seharusnya aku peroleh dengan sifat yang melekat seperti itu? Tujuh? Ah itu terlalu tinggi untuk ukuran manusia seperti aku.

Begitu banyak orang yang aku pinta untuk menilai aku. Mereka tidak memberikan hasil yang menurutku benar-benar nyata. Apa sebegitu sulitkah aku dibaca? Apakah aku proyeksi pikiran Chistopher Nolan? Tidak. Aku karya seni Tuhan yang setidaknya indah walau tidak sempurna.

Aku hanya ingin menjadi tumpahan warna di setiap sketsa hidup manusia. Aku ingin mereka hidup, seperti yang aku rasakan. Bukan seperti pantulan kaca mereka.

Sipuan Malu

http://cdn.klimg.com/vemale.com/headline/650x325/2013/01/10-rayuan-gombal-yang-bikin-tersipu-malu.jpg

Aku penasaran dengan hati ini, kadang ia berlari sesuka hati, kadang ia menangis, kadang ia tertawa lepas, dan kadang ia tersipu malu. Aku mencoba bertanya kepada hati “Mengapa ia begitu tersipu hari ini? Apakah gerangan?”

Kembali ia membuka lembaran kisahnya kepadaku.

Dengan malu-malu ia memperlihatkanku sebuah paras seorang lelaki, dengan perawakan tinggi, tidak terlalu putih, dan manis. Aku terkejut dibuatnya. Siapakah laki-laki itu? Kenapa dia membuat hati ini tersipu?

Ia bercerita kembali kepadaku, bahwa dahulu ia berniat mempersilakan hati lelaki itu bertamu di rumahnya. Hanya saja ia masih ragu. Ada beribu-ribu suara diluar sana menetangnya. Ia melihat ada separuh hati yang kelam di sudut hati lelaki itu. Sehingga ia hanya mengajak hati itu sampai di depan pintu, agar menghalangi hati yang lain datang. Sungguh kejamnya aku kala itu.

Kenapa hati itu bisa membuat hati ini tersipu? Lagi-lagi aku bertanya kepadanya.
Ternyata, sudah bertahun-tahun lamanya mereka berbincang di depan pintu. Senda gurau yang mereka lakukan, membawa kembali kehidupan kepada hati ini. Kata mesra yang mereka saling lontarkan, sungguh indah. Bahkan jarak 3814 km bukanlah halangan bagi mereka berdua untuk saling berkeluh kesah.

“Apa guna adanya teknologi canggih, kalau bukan untuk dimanfaatkan”. Begitulah kata hati ini.

Tahun pun berganti, jarak itu berubah semakin dekat, 798 km. bayangkan saja berapa sering mereka berkicau.

Tapi kala itu, hati baru sang pujangga datang, ya dua tahun yang lalu. Karna keraguan akan hati lelaki manis itu. Hati ini pun mengubah haluannya. Tidak, mereka tidak berhenti saling bergurau, bahkan saling merindukan, karna jarak yang begitu jauh memisahkan mereka  Tapi, tak ubahnya memutar haluan hati ini.

Bisa dikatakan hati ini mengkhianatinya, tapi hati ini begitu bingung dengan situasi mereka. Sangat terlihat jelas oleh hati ini, ada tembok penghalang yang begitu menjulang tinggi di hadapan mereka.

Seiring bergulirnya waktu, hati ini, semakin lelah dengan hati pujangga. Ia memutuskan untuk berhenti menggerakkan hati nya. Ia mencoba berdiam sendiri menghibur dirinya. Sendiri.

Hati lelaki manis itu kembali hadir, hati ini sudah semakin tenang akan dirinya. Ia hanya mengikuti langkah angin. Bergandengan dengannya, membuat hati ini damai. Entah apa yang terjadi semenjak hati ini berdiam diri. Ia melihat hati lelaki itu berkilau, seakan ada yang menerangi. Ah, rupanya hati lelaki manis itu menemukan sinarnya.

Hati ini tidak marah, atau menyesal. Ia bahagia. Bahagia melihat hati lelaki itu telah menemukan Kugy-nya.
Hati ini tersipu malu karna teringat betapa lucu dan lugunya rayuan yang hati lelaki itu lontarkan kepadanya. Dan betapa malunya ia kala itu saat berkata “I MISS YOU TOO”

Lagi, lagi cerita ini adalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, tempat, waktu, dan peristiwa bukan merupakan sesuatu yang disengaja.
Selamat menikmati :)

Keenan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyEEa6HGBenrNGDxZaS5nZ7-PAPHDADtLOU0EBHyXyzRqbin6xkeV5yiXgTPtM9AtGJD94GB-EeUOYAdH-WqQnBS06F-82oH2MT_lVnGDupvjNINxPSY_keJneGb-yzOGfefT2lh0AKQ8/s1600/dusk.jpg 


Akhir-akhir ini, tidak, lebih tepatnya beberapa jam yang lalu, pikiranku terhenti dengan pertanyaan “Dimana Keenanku?”.

Iya, dimana kamu sekarang? Begitu susahnya kah kamu mencariku? Atau aku yang belum menemukanmu? Atau kita sudah bertemu tapi tidak merasakan getaran yang sama?. Ratusan pertanyaan tentang kamu sedang menyita ruang di benakku.

Kamu, aku tak pernah sekalipun berfikir untuk menemukanmu. Tapi, kata-kata ibuku hari ini sungguh memporak porandakan pikiranku. .Paling tidak, walau hanya sekali biarkanlah aku bertemu denganmu. Aku hanya ingin tau, bagaimana paras Keenanku. Setelah itu, aku serahkan semua diriku kepada ombak kehidupan. Kubiarkan ia mengombang- ambing hidupku.

Entah apa yang aku rasakan, apa karna film yang dibumbui kisah romantic, atau karna khayalanku terlalu membumbung tinggi, atau karna impianku yang terlalu besar?. Hati ini masih saja membisu.

Hati ini pernah berbicara, kala itu, sekitar enam tahun yang lalu. Ia bercerita kepadaku. Ia pernah menemukan hati lain untuk mengikat janji. Ia buta akan cinta, ia buta akan belaian tangannya, ia buta kata manisnya. Ia menjadi orang bodoh. Orang bodoh yang menganggap caci maki dan amarah adalah wujud dari kasih sayang. Orang bodoh yang memujanya melebihi Tuhannya. Dan orang bodoh yang tega mendurhakai orang tuanya. Tanpa disadari hati ini berubah menjadi hati yang pekat. Hati ini perih, ia luka. Disayat-sayat oleh hati pendusta itu.

Seketika aku menjadi orang bodoh.

Aku tak tau berapa lama luka itu sembuh, tapi sungguh bekasnya masih bisa kurasakan. Goresan tajam yang terukir di hati ini, sungguh aku tak ingin kejadian itu terulang kembali.

Dua tahun yang lalu hati ini kembali mencoba berdiri. Ia biarkan angin menuntunnya. Hingga hal yang tak terduga pun terjadi. Ia bisa berjalan, dengan ditopang oleh hati baru seorang pujangga. Manis, sungguh terasa manis kala itu. Tapi hati ini menjadi sangat hati hati di setiap langkahnya. Karna ia takut, goresan-goresan lain akan menambah lukanya. Hati ini ingin berlari bersama hati baru periang ini. Tetapi hati baru ini sungguh masih menikmati indahnya jalanan siang itu. Hati ini tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karna ada matahari senja di ujung jalan sana. Dan akhirnya ia lelah. Ia sangat menyayangkan waktu yang terbuang sia-sia. Karna hari sudah terlalu malam, sudah sangat terlambat untuk melihat matahari senja.

Kembali hati ini sepi dan membisu.

Seiring berjalannya waktu, aku sangat menikmati kebisuan hati ini, diam, tenang, damai, tidak ada lomba lari yang bisa membuat hati ini seakan ingin menloncat keluar dari tempatnya.

Karna aku sedang menjaga hati ini. Kubiarkan ia pulih kembali dari rasa lelah yang dideranya beberapa tahun yang lalu. Dan kulihat kini, ia sangat cantik dengan goresan tajam melekat di dirinya.

Ada hati-hati lain yang datang menyapa hati ini, tetapi hati ini terlalu sibuk merias dirinya, hingga tidak mendengar kedatangan siapapun. Ia tidak menutup pintu rumahnya, hanya saja ia amat jarang menmpersilahkan tamunya masuk ke rumah. Karna ia menjadi sangat hati-hati. Pengalaman mengajarkan ia semuanya.

“Pilihlah dia yang menyayangimu, jangan tunggu dia yang membuat jantungmu mau copot. Nanti keburu tua”
Kini, ucapan ibuku itu membuat hati ini gelisah, dimana ia harus mencari Keenannya. Apakah ia harus mencari Keenannya? Ataukah ia harus melupakan Keenan dan pasrah?

Hati ini berteriak memanggil Keenan.

Aku berharap, biarkanlah hati ini bertemu Keenannya, aku ingin merasakan ia berlari di dadaku, sehingga aku bisa tersenyum dan berkata “I LOVE YOU”


cerita ini hanya fiktif belaka, maaf bila ada kesamaan nama, tempat, atau apa lagi ya? ga tau lagi kelanjutannya apaan. 
hope you enjoy it ! :)

Yang Selalu



Makan siang hari ini membulatkan niat gue buat mempublish postingan yang satu ini. 
Seperti biasanya, ga tau kenapa, ada apa, dan gimana tiba-tiba mood buat nulis muncul lagi. Ini cuma salah satu keisengan dari keisengan gue yang lain. 
Kayanya setiap hari gue iseng mulu, kayanya sih iya. Iya sih kayanya. Kayanyaaa.

Mungkin setelah kalian ngebaca ini, khususnya orangnya bakal senyum-senyum sendiri gara-gara ngeliat fotonya yang cakep gue download trus gue upload lagi kesini. Iya boleh-boleh silakan, asal ente pada seneng dehh.
Masih untung ga gue pelet.
Itu makanan ikan yak, iya dah samaain aja.

Kata pengantarnya kaya ga berbobot banget nih, ya sudahlah. Yang penting isinyaaa. :3
Here they areeee

1. Yang selalu membuat gue merasa beruntung 


2. Yang selalu membuat gue merasa dibutuhkan (Aya, Abay, Iman)




3. Yang selalu membuat gue mengerti artinya persahabatan (Jijah, Desy)


4. Yang membuat kosan menjadi tempat kedua setelah rumah (Uun, Ajeng, Mitut, Patty, Oyong, Sadut, Econg, Anya)


5. Yang selalu ngajakin random, padahal emang udah random (Ithut, Unyuy, Cea)


6. Yang selalu membuat gue merasa jadi anak bawang (Babas, Kaek, Kadit, Kaput)

7. Yang selalu membesarkan hati gue (Indah, Antari)



8. Yang selalu membuat gue merasa punya kaka cowo (Arip)


9. Yang selau menjadi sepupu yang 'baik' (Anggi, Saran)




10. Yang ngangenin, setelah sempat jadi member cemara, terus kabur ke solo (mpus)




11. Yang selalu pele, terus buat group pele. Ada di nomer 4. Semuanya pele. -_-



12. Yang punya karakternya sama persis, dibilang kembar tapi ga. (cea)


13. Yang selalu menjadi problem solver, emmm gue sendiri kayanya

14. Yang buat betah di kampus(kebetulan ini fotonya suma beberapa orang, tapi sefisip pokoknya deh)

15. Yang selalu membuat gue ga merasa kesepian, Lilo yang dari pagi ketemu pagi gandengan mulu sama gue 
(notebook sama mousenya)

16. Yang selalu bisa nyimpen moment-moment bagus, mau jelek, mau baik, mau berantakan, mau apa aja. Itu Koko 
(kamera sama sd cardnya)

17. Yang suka gangguin tanten kosan, (Afi)


18. Yang bisa membuat gue merasa diberkati, semua orang yang mengenal dan dikenali oleh gue :D, yang gue ga punya fotonya satu-satu. Dan akan memakan waktu yang lama buat 
di publish, karna harus ngumpulin dulu. 

19. Yang membuat gue merasa sangat bersyukur atas semuanya yang gue miliki ada di nomer satu :)

20. Yang membuat gue ngerasa bahagia, senyum kalian saat membaca ini 

21. Yang selalu ngebawelin gue, kayanya nenek doang. Kalo yang lain tak aya. -_-
22. Yang membuat gue anteng, mikirin apa lagi buat nomer 23 nya.

23. Udahan aja lah.

Thank you udah baca, ini iseng doang loh.
Mungkin nanti ada edisi revisi, buat penambahan foto.
Wasalam. :3