Selasa, 17 Mei 2016

Deepest Relationship



Dalam hal ini aku menyerah.
Aku tak mau lagi bertahan.
Aku tak mau lagi berjuang demi akhir yang aku yakini tidak seindah yang kita pikirkan (dahulu).

Sejenak aku berpikir,
Untuk apa aku membuatmu bertahan
di situasi yang sangat membuatmu merasa tidak nyaman ?

Aku tidak mau mengakui bahwa aku salah, 
Dan kamu juga tidak mau berkata jujur kepadaku saat itu.
Tidak, aku rasa sudah sedari dulu kamu tidak mau mengatakan sejujurnya kepadaku.
Kamu hanya menjadi apa yang ingin aku lihat, jika kamu bersamaku.

Apa yang sudah kita lalui ini tidak sedangkal itu,
Aku dan kamu sudah terlalu lama terikat bersama
Aku dan kamu selalu sepakat kepada hal yang mungkin sama bodohnya dengan kita.

Kamu pernah berkata padaku "Aku tidak bisa berbohong di depanmu"
Aku percaya itu. Aku mempercayai kebohonganmu.
Apa aku terlalu bodoh sehingga selalu mempercayai kebohonganmu demi memintamu bertahan menguatkanku ?

Jujur saja, I noticed but I don't say much. Aku mengetahui apa yang kamu rasakan.
Hanya saja aku tak mau mengakuinya.
Kamu tahu? Aku sangat ahli dalam hal ini.
Tapi tidak untukmu.
Saat hal ini terjadi antara aku dan kamu.
Rasanya sungguh menyakitkan.

Pikiranku selalu berlari, tak ingin kamu mendekat.
Tapi apa daya, kamu selalu datang. Datang dan membuatku terpaksa berpikir.
Dan merasakan rasa bersalah itu.

Aku yakin kita tidak memiliki akhir yang indah.
Dan kalaupun kita terus bersama.
Akhir tentang kita tidak akan pernah indah jua.
Mengapa?
Kamu akan menemukan orang lain yang akan menjadi tempatmu mencurahkan isi hatimu.
Setiap hari tanpa batasan waktu, tempat dan jarak. 
Tidak seperti kita.
Yang terbatas oleh itu semua.
Aku rasa hatimu kepadaku semakin keruh.
Aku tidak akan bisa lagi menjadi tempatmu mengadu, karna akupun sudah menemukan tempatku.

Bila kamu masih terpaku pada khyalanmu, maka kembalilah.
Aku nyata.
Apa yang aku katakan ini bukan apa yang ini kamu dengar.
Tapi nyata (pula).

Dan dengan adanya kesalahpahaman kita ini, aku rasa aku sudah merelakanmu.
Kita tidak bisa bahagia bersama, kamu dan aku memiliki kebahagian berbeda.
Walaupun aku ingin kamu memahami aku, dan begitu pula aku.
Tapi apa guna bila dari awal kita tidak berkata jujur mengenai apa yang kita rasakan.

Aku mohon maaf atas kelancanganku.
Aku bahagia saat ini.
Aku rasa aku akan perlahan mundur.
Takkan kuceritakan lagi hal yang membuatmu merasa tidak nyaman.
Bukan karena aku tak mau, tapi aku ingin kita baik-baik saja.
Maafkan aku.


PS : My Dearest Deepest Relationship
I always love you.
Even we're in uncomfortable situation



Tidak ada komentar:

Posting Komentar